PASKAH
.co
christian
online
Paskah

Renungan Markus

Pusat bahan Paskah

Langsung ke: navigasi, cari

Renungan-renungan Paskah yang mengambil ayat dari Injil Markus

Daftar isi

NAMA YESUS

Nas: Ketika didengarnya bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (Markus 10:47)


Bacaan : Markus 10:46-52

Suatu kali saya mendapat perintah dari atasan di kantor untuk memanggil salah seorang rekan kerja saya untuk segera menghadapnya. Ketika saya menyampaikan pesan ini dengan menyebut nama atasan tersebut, reaksinya terlihat jelas. Ekspresi wajahnya tampak terkejut, dan ia tergesa-gesa menuju kantor atasan.

Bartimeus, pengemis yang buta itu, memahami benar betapa berkuasanya nama Yesus. Sekalipun tidak melihat, namun ia mendengar dan percaya! Ya, ia hanya mendengar dari cerita orang tentang Yesus yang telah melakukan banyak mujizat kesembuhan. Dari mendengar, Bartimeus beriman. Iman itulah yang memberinya keyakinan bahwa Yesus mampu memberinya kesembuhan. Ketika kesempatan itu tiba, saat didengarnya bahwa Yesus tiba di Yerikho dan akan melewatinya, ia pun mulai memanggil-Nya dengan suara keras, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah Aku!" (ay. 47). Imannya kepada nama Yesus, nama yang penuh kuasa itu, terbukti memberinya kesembuhan. Iman itu memberinya mukjizat (ay. 52).

Kita dengan mudah mengucapkan nama Yesus dalam lagu pujian atau doa kita. Setiap kali kita mengakhiri sebuah doa, kita akan berkata, "Dalam nama Yesus atau demi nama Yesus. Amin!" Tahukah kita bahwa penyebutan nama itu bukanlah sekadar pengakuan kosong, tetapi sebuah pengakuan iman bahwa Dia berkuasa dan hadir dalam diri kita? Marilah kita menyadari betapa mulianya nama Yesus itu sehingga kita memberikan penghormatan yang selayaknya. -- Samuel Yudi Susanto

NAMA YESUS ADALAH NAMA YANG PENUH KUASA, PERLAKUKANLAH DENGAN PENGHORMATAN YANG SELAYAKNYA.

kembali ke atas

Salib dan Mahkota

Nats : Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai (Zakharia 9:9)
Bacaan : Markus 11:1-11

Pada hari yang kita sebut sebagai Hari Minggu Palem, Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa Israel sebagai Raja ketika Dia memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai. Seandainya saat itu ia mengendarai seekor kuda yang gagah, Dia akan lebih tampak seperti raja. Namun, Zakharia telah bernubuat bahwa Dia akan datang dengan rendah hati. Dan itulah yang dilakukan-Nya.

Mengapa? Raja-raja Timur mengendarai keledai saat membawa misi damai. Sedangkan kuda dipakai sebagai alat perang.

Orang-orang yang berkumpul mengaitkan hal itu dengan kemakmuran duniawi dan kemerdekaan dari Roma. Maka mereka berseru, "Hosana di tempat yang mahatinggi!" (Markus 11:10). Namun beberapa hari kemudian, seruan mereka berubah menjadi: "Salibkanlah Dia!" (Markus 15:13).

Sebagian orang yang menyebut diri sebagai pengagum Yesus tidak mengakui Dia sebagai Juruselamat orang-orang berdosa. Namun, kebutuhan kita yang terdalam tak dapat dipenuhi sebelum masalah dosa kita diatasi. Karena itu, Kristus memasuki Yerusalem dengan menunggang seekor keledai dan wajah-Nya tertuju pada salib. Dia sungguh-sungguh menyadari bahwa Dia akan mengalami kematian yang memalukan dan menyakitkan di sana. Kini, setelah membayar harga dosa manusia, Dia sangat ditinggikan di sebelah kanan Allah dan akan datang kembali sebagai Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan. Salib-Nya harus mendahului mahkota-Nya.

Jika kita ingin menjadi bagian dari kerajaan surgawi-Nya, kita harus menerima Dia sebagai Juruselamat kita sekarang —HVL

TIDAK AKAN ADA YANG MEMAKAI MAHKOTA DI SURGA JIKA KRISTUS TIDAK MEMIKUL SALIB DI BUMI

kembali ke atas

Petunjuk Sikap Diam

Nats : Imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia .... Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi (Markus 15:3,5)
Bacaan : Yesaya 53

Kisah Silver Blaze karangan Sir Arthur Conan Doyle bermuara di sekitar petunjuk berupa sikap diam. Detektif Sherlock Holmes menyelidiki pencurian seekor kuda pacu yang mahal harganya, dan kuda itu dijaga oleh seekor anjing penjaga. Saat mengumpulkan bukti, Holmes mendapati bahwa anjing itu tidak menggonggong saat pencurian berlangsung. Sang detektif pun mengambil kesimpulan bahwa anjing itu mengenal si pelaku, dan petunjuk ini akhirnya membawa pada terbongkarnya kasus kejahatan tersebut.

Alkitab memberikan banyak petunjuk bagi siapa pun yang menyelidiki identitas Yesus. Salah satu petunjuk adalah sikap diam-Nya. Berabad-abad sebelum Yesus hidup di dunia ini, Nabi Yesaya menulis tentang Dia, “Seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya” (Yesaya 53:7). Makna bagian firman Tuhan ini tetap tidak jelas, dan baru jelas ketika Yesus dibawa ke hadapan para penuduh-Nya dan Dia “sama sekali tidak menjawab” (Markus 15:5).

Ini hanyalah sebuah bukti kecil, tetapi penting, terutama ketika digabungkan dengan petunjuk-petunjuk yang lain: kelahiran-Nya di Bethlehem (Mikha 5:1; Lukas 2:4), silsilah-Nya sebagai keturunan Daud (Yesaya 11:10; Lukas 3:31), dan pembuangan undi untuk jubah-Nya (Mazmur 22:19; Yohanes 19:23,24). Semua petunjuk itu dan lebih dari 200 nubuatan lain yang telah digenapi memberikan bukti-bukti yang luar biasa mengenai identitas Yesus.

Dialah Sang Mesias, Anak Allah, Juruselamat bagi semua orang yang percaya kepada-Nya —Dave Egner

PERCAYA BAHWA KRISTUS MATI -- ADALAH SEJARAH; PERCAYA KRISTUS MATI BAGI SAYA -- ITULAH KESELAMATAN

kembali ke atas

Memanggul Salib-Nya

Nats : Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, … mereka paksa untuk memikul salib Yesus (Markus 15:21)
Bacaan : Markus 15:16-21

Dalam pandangan kebanyakan orang yang termasuk dalam kerumunan orang banyak, Yesus adalah sosok penjahat biasa yang sedang digiring menuju tempat eksekusi. Karena itu, membantu-Nya memikul salib adalah tindakan yang hina dan memalukan.

Simon dari Kirene memang dipaksa untuk melakukan tugas ini (Markus 15:21). Namun, mungkin hari itu merupakan hari yang paling mulia di dalam hidupnya. Mungkin ia menjadi percaya kepada Juruselamat, dan imannya itu diikuti oleh istri beserta anak-anaknya. Beberapa guru Alkitab sampai pada kesimpulan tersebut karena bertahun-tahun kemudian, ketika Rasul Paulus mengirimkan salamnya kepada jemaat di kota Roma, ia menyebut seorang laki-laki bernama Rufus dan ibunya (Roma 16:13). Saya yakin orang itu adalah anak laki-laki Simon yang disebutkan Markus dalam injilnya (Markus 15:21) yang mungkin ditulis di Roma. Sepertinya ini yang menjadi alasan Markus menulis bahwa Simon adalah ayah Rufus dan Aleksander.

Manakala kita berjalan bersama Yesus dan “memikul salib” (Lukas 9:23), kita juga akan mendapatkan cemooh dari dunia karena kita memiliki hubungan yang erat dengan Sang Juruselamat. Namun melalui semuanya itu, seperti halnya Simon dari Kirene, hidup kita akan diubahkan, dan kesaksian kita akan menimbulkan dampak pada kehidupan keluarga serta teman-teman yang berada di sekitar kita.

Simon memang “dipaksa” untuk memikul salib Yesus (Markus 15:21). Namun, Yesus mengundang kita untuk memikul salib kita. Sudahkah Anda menerima undangan-Nya? —Henry Bosch

MENGIKUT YESUS MENUNTUT HARGA YANG SANGAT MAHAL TETAPI MASIH TAK SEMAHAL JIKA TIDAK MENGIKUT-NYA

kembali ke atas

Orang yang Lewat

Nats : Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia (Markus 15:29)
Bacaan : Markus 15:24-38

Pikirkan orang-orang yang melewati Yesus sewaktu Dia tergantung di salib. Betapa tak berperasaannya mereka! Namun sebelum cepat-cepat menghakimi mereka, marilah kita mengingat bahwa banyak orang masih melakukan hal itu hari ini. Mereka dibagi dalam tiga kelompok berikut.

Pertama, orang yang menginginkan salib tanpa Kristus. Menyembah sebuah simbol tanpa Sang Juruselamat adalah hal yang mungkin untuk dilakukan. Sebagian orang mungkin memegang sebuah miniatur salib dari kayu atau emas, namun simbol itu tidak akan pernah menebus satu dosa pun. Hanya Kristus yang menebus jiwa kita dengan darah-Nya yang mahal.

Kedua, orang yang menginginkan Kristus tanpa salib. Mereka menginginkan seorang pemenang, bukan Anak Domba yang sekarat. Mereka akan berseru, "Turunlah dari salib itu!" (Markus 15:30). Banyak orang menginginkan teladan yang baik, guru yang hebat, atau raja yang berjaya. Injil mereka didasarkan atas perbuatan. Mereka memandang rendah Injil yang menyatakan bahwa kita dibenarkan oleh iman dalam Dia yang mencurahkan darah-Nya di kayu salib.

Ketiga, mereka yang tidak menginginkan Kristus ataupun salib-Nya. Mereka tidak tersentuh oleh dukacita-Nya, tidak tergerak oleh penderitaan-Nya, dan tak menyesali dosa-dosa mereka yang ditanggung oleh-Nya. Mereka tidak pernah berseru seperti penulis lagu John M. Moore, "Segala kejahatanku ditimpakan kepada-Nya—Dia memaku semuanya ke kayu salib. Yesus membayar penuh utang dosaku—Dia membayar tebusan bagiku" —PRVG

YESUS MENGGANTIKAN KITA SUPAYA KITA MEMPEROLEH DAMAI-NYA

kembali ke atas