PASKAH
.co
christian
online
Paskah

Renungan Matius

Pusat bahan Paskah

Langsung ke: navigasi, cari

Renungan-renungan Paskah yang mengambil ayat dari Injil Matius

Daftar isi

Lahir untuk Mati

Nats : Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Matius 20:28)
Bacaan : Matius 1:18-25

Meskipun jutaan orang merayakan kelahiran Yesus, tampaknya tidak banyak orang yang menyadari tentang makna perayaan kelahiran Yesus yang sesungguhnya.

Kita tahu bahwa kelahiran-Nya tidak biasa karena Dia lahir dari seorang perawan. Hidup-Nya juga unik, karena hanya Dialah yang hidup tanpa dosa. Kematian-Nya juga tidak biasa. Yesus bukanlah martir. Dia bukanlah korban keadaan yang tidak menguntungkan, Dia mati karena alasan yang layak. Dia juga tidak wafat hanya untuk memberikan teladan yang baik. Ada hal yang jauh lebih berarti dari semua itu. Tuhan Yesus datang ke dunia ini untuk menjadi Juruselamat bagi kita semua!

Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia datang “untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19: 10). Siapakah yang hilang? Alkitab mengatakan kepada kita bahwa “semua orang telah berbuat dosa” dan bahwa “upah dosa adalah maut” (Roma 3: 23; 6:23). Untuk menyelamatkan dunia, Yesus harus mati untuk itu. Dia datang dan hidup kudus, dan menanggung kematian yang seharusnya menjadi bagian kita. Makna yang sebenarnya dari Natal adalah bahwa Yesus dilahirkan untuk mati. Karena Dia disalibkan dan kemudian bangkit dari kematian, pengampunan dosa dan jaminan surga saat ini ditawarkan kepada semua yang percaya (Yohanes 1:12).

Sudahkah Anda menerima rahmat keselamatan dari Allah? Jika Anda belum menerimanya, terimalah pada hari ini juga, maka Natal kali ini akan menjadi Natal Anda yang paling berarti dalam hidup Anda —Richard De Haan

JIKA KITA TIDAK MELIHAT BAYANGAN SALIB PADA PALUNGAN KITA AKAN KEHILANGAN MAKNA KELAHIRAN KRISTUS YANG SEBENARNYA

kembali ke atas

Hari Tergelap

Topik : Teladan Hidup

Nats : Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru (Mazmur 118:22)
Bacaan : Matius 26:17-30

Untuk merayakan hari raya Paskah, para penyembah Yahudi menyanyikan Mazmur 113-118, yaitu bagian yang disebut "Halel Mesir". Upacara tersebut berkembang menjadi penghargaan terhadap kebebasan dan keindahan hidup yang telah diberikan Allah. Pada akhir upacara itu, para peserta bernyanyi dan memuji Allah untuk menyenangkan Dia dan juga untuk mengekspresikan kegembiraan mereka. Seorang rabi menjelaskan hal tersebut sebagai "sukacita atas kebebasan yang mendalam".

Menjelang akhir acara makan Paskah, bagian kedua dari mazmur Halel ini pun dinyanyikan. Menurut Injil Matius, Yesus dan murid-murid-Nya menyanyikan sebuah kidung pujian dan "pergi ke Bukit Zaitun" setelah mereka merayakan Paskah terakhir mereka bersama-sama (Matius 26:30). Mereka saat itu barangkali menyanyikan mazmur berikut ini:

Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan
Telah menjadi batu penjuru.
Hal itu terjadi dari pihak Tuhan,
Suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Inilah hari yang dijadikan Tuhan,
Marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!

(Mazmur 118:22-24).

Apa pun kidung yang mereka nyanyikan, keyakinan Yesus akan kebaikan Bapa surgawi sungguh mengejutkan. Dia sanggup memuji Bapa-Nya, sekalipun Dia mengetahui bahwa sebentar lagi Dia akan mengalami hari yang paling gelap sepanjang perjalanan hidup-Nya —JAL

PUJIAN MEMILIKI KUASA UNTUK MERINGANKAN BEBAN KITA YANG PALING BERAT

kembali ke atas

Kepedihan di Kalvari

Topik : Anugerah

Nats : Tuhan telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita sekalian (Yesaya 53:6)
Bacaan : Matius 26:36-46

Sesudah membasuh kaki para murid-Nya dan merayakan Paskah bersama, Yesus mengajak mereka ke taman dan "mulailah Ia merasa sedih dan gentar" (Matius 26:37). Setelah membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes lebih jauh masuk ke taman, Dia berkata, "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku" (ayat 38).

Kemudian Yesus maju sedikit dan "sujud". Kata-Nya, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (ayat 39). Dan Dia melakukan hal ini tiga kali (ayat 44).

Bagaimana kita dapat menjelaskan dalamnya kepedihan yang dialami Yesus? Hanya dengan memahami arti "cawan" yang Yesus minta agar diambil oleh Bapa. Dengan menerima cawan itu, Dia akan memikul "kejahatan kita sekalian" (Yesaya 53:6). "Cawan" itu dipenuhi oleh dosa-dosa dari semua makhluk di dunia.

Kepedihan hati di Getsemani memuncak di salib, dalam seruan-Nya yang menyayat hati: "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46). Penderitaan fisik Yesus belum seberapa dibandingkan kepedihan terdalam yang sebenarnya terjadi di Kalvari. Di sana Yesus harus mengalami kenyataan yang sangat mengerikan karena ditinggalkan oleh Bapa-Nya. Allah membuat Yesus "menjadi dosa karena kita" (2 Korintus 5:21), sehingga Bapa harus meninggalkan- Nya.

Pujilah Tuhan karena cinta-Nya yang besar bagi kita!--Herb Vander Lugt

KRISTUS MENGHADAPI BAYANGAN KEMATIAN KEKAL UNTUK MEMBAWA FAJAR KEHIDUPAN KEKAL

kembali ke atas

Pohon Kehidupan

Nats : [Yesus] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib (1 Petrus 2:24)
Bacaan : Matius 27:27-35

Pohon willow yang batangnya bertonjolan berdiri kokoh di halaman belakang rumah kami selama lebih dari 20 tahun. Pohon itu menaungi keempat anak kami saat mereka bermain di halaman, dan menyediakan tempat tinggal bagi tupai-tupai di sekitarnya. Namun, musim semi tiba dan ternyata pohon itu tidak terbangun dari tidur musim dinginnya, maka sudah waktunya untuk menebang pohon itu.

Setiap hari selama seminggu saya mengerjakan pohon itu -- pertama merobohkannya, kemudian membelah pohon yang sudah berusia dua dekade itu menjadi potongan-potongan yang mudah disusun. Pekerjaan itu memberi waktu kepada saya untuk merenung tentang pepohonan.

Saya berpikir tentang pohon pertama, pohon yang menghasilkan buah yang dimakan Adam dan Hawa karena mereka tidak dapat menahan diri (Kejadian 3:6). Allah memakai pohon itu untuk menguji kesetiaan dan keyakinan mereka. Lalu di dalam Mazmur 1 terdapat pula pohon yang mengingatkan kita akan hidup dalam kesalehan yang menghasilkan buah. Dan di dalam Amsal 3:18, hikmat dipersonifikasikan sebagai pohon kehidupan.

Namun, yang paling penting adalah batang pohon yang dipindahkan, yakni salib kasar di Kalvari yang ditebang dari sebuah pohon yang kokoh. Di sanalah Juruselamat kita tergantung di antara langit dan bumi untuk menanggung semua dosa setiap generasi di bahu-Nya. Salib itu berdiri di atas semua pohon sebagai lambang kasih, pengurbanan, dan keselamatan.

Di Kalvari, Putra tunggal Allah menderita kematian mengerikan pada sebuah salib. Itulah pohon kehidupan bagi kita —Dave Branon

SALIB KRISTUS MENGUNGKAPKAN DOSA YANG TERBURUK UMAT MANUSIA DAN KASIH ALLAH YANG TERBAIK

kembali ke atas

Dia Mati untuk Saya!

Nats : Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya (Matius 27:42)
Bacaan : Yesaya 53

William dan Mary Tanner sedang melintasi rel kereta api saat peristiwa itu terjadi. Kaki Mary terpeleset dan terjepit di antara rel dan kayu yang melintang. Dengan kalut ia berusaha membebaskan kakinya. Namun, saat itu juga terdengarlah suara kereta api yang mendekat. Kereta api ekspres itu telah sampai di tikungan, dan dalam beberapa detik kereta itu akan menerjangnya. Will Tanner pun menarik kaki Mary. Dengan putus asa ia berusaha keras membebaskan kaki Mary. Namun, usaha mereka sia- sia.

Kereta itu semakin mendekat. Peluitnya melengking dan remnya berdecit. Saat itu juga Will memeluk Mary. Orang-orang bergidik ngeri saat kereta itu menerjang pasangan tersebut. Salah seorang saksi mata berkata bahwa sesaat sebelum kereta itu melindas mereka, ia mendengar lelaki pemberani itu berteriak, “Aku akan menemanimu, Mary!” Sungguh cinta yang luar biasa!

Kisah ini mengingatkan saya akan Sang Juruselamat, yang mengasihi kita dengan cinta yang dapat menyelamatkan kita (Yohanes 3:16). Kematian menerjang-Nya saat Dia disalib untuk menebus segala dosa kita. Dia mendengar orang-orang berteriak meminta-Nya menyelamatkan diri dan turun dari salib (Matius 27:40). Namun, untuk menyelamatkan manusia, Dia memilih untuk tidak menyelamatkan diri-Nya sendiri (ayat 42).

PAKU TIDAK DAPAT MENAHAN YESUS DI SALIB HANYA KASIH-NYA KEPADA KITALAH YANG MENAHAN-NYA DI SANA

kembali ke atas

Usaha yang Mustahil

Nats : Tetapi Allah membangkitkan Dia [Yesus] dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu (Kisah Para Rasul 2:24)
Bacaan : Matius 27:62-28:8

Saat itu sehari setelah Yesus disalibkan. Jenazahnya disimpan di kubur. Namun para imam kepala dan orang-orang Farisi yang memimpin penyaliban-Nya merasa gelisah dan berpikir bahwa penyaliban ini mungkin bukanlah akhir dari kisah Yesus. Itu sebabnya mereka menghadap Pilatus dan mengatakan kepadanya bahwa para murid Yesus mungkin akan mencuri jenazah-Nya untuk meyakinkan orang-orang bahwa Dia telah menggenapi nubuat-Nya, yakni bangkit dari kubur. Pilatus menanggapi, “Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik- baiknya” (Matius 27:65).

Mereka pun menempatkan para penjaga di sana dan memeterai kubur itu (ayat 66). Para pemimpin agama dan politik telah berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan bahwa jenazah Yesus akan tetap berada di dalam kubur. Padahal mereka mengusahakan suatu hal yang mustahil. Maut tidak dapat menguasai Anak Allah yang tidak berdosa. Maka, pada hari yang ketiga Dia bangkit seperti yang telah difirmankan-Nya (Matius 20:19; 27:63; 28:1-8).

Setelah kebangkitan Yesus, para imam kepala menyuap para serdadu dan mengatakan kepada mereka supaya menyebarkan kabar yang menggelikan bahwa para murid telah mencuri jenazah Yesus (Matius 28:11-14). Sampai saat ini, orang-orang skeptis masih saja saling melontarkan teori yang tak masuk akal. Mereka berusaha menyangkal kebangkitan Yesus. Meskipun mereka terus berusaha menimbulkan keraguan atas bukti sejarah, tetapi kebenarannya adalah: Yesus bangkit dari kubur.

Kita melayani Juruselamat yang hidup! --Herb Vander Lugt

YESUS BANGKIT UNTUK MENYANGKAL MUSUH-MUSUH-NYA

kembali ke atas

Kenaikan Kristus

Nats : Kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah (Ibrani 4:14)
Bacaan : Ibrani 4:9-16

Hari ini merupakan Hari Kenaikan Kristus ke surga -- hari yang sering diabaikan. Hari yang kita peringati setiap 40 hari setelah Paskah ini menandai peristiwa naiknya Kristus ke tempat Bapa di dalam kemuliaan.

Dalam The International Standard Bible Encyclopedia, W.H. Griffith Thomas menulis, "Kenaikan Kristus bukan sekadar fakta besar dalam Perjanjian Baru, tetapi sekaligus menjadi faktor besar dalam kehidupan Kristus dan orang kristiani, sedangkan gambaran mengenai Yesus Kristus tidak akan lengkap tanpa menyertakan peristiwa kenaikan beserta semua konsekuensinya."

Kemudian, Thomas menyimpulkan arti peristiwa kenaikan itu bagi orang percaya. Kenaikan Kristus menyatakan penebusan yang telah digenapi (Ibrani 8:1), karya imamat Sang Juru Selamat (Ibrani 4:14), ketuhanan-Nya atas gereja (Efesus 1:22), peran-Nya sebagai perantara kita dengan Bapa surgawi (1Timotius 2:5), turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah 2:33), kehadiran-Nya bersama kita saat ini (Matius 28:20), serta pengharapan akan kedatangan-Nya kembali ke bumi ini (1Tesalonika 4:16).

Pikirkanlah! Yesus tidak hanya mati, tetapi Dia juga bangkit dari kubur, pulang kepada Bapa, dan sedang menjadi perantara kita saat ini. Dia akan datang kembali.

Semoga Hari Kenaikan Kristus menjadi suatu momen istimewa bagi kita untuk bersukacita dan mengucap syukur kepada Allah --RWD

YESUS YANG MATI UNTUK MENYELAMATKAN KITA KINI HIDUP UNTUK MENJAGA KITA

kembali ke atas