PASKAH
.co
christian
online
Paskah

Renungan Yohanes

Pusat bahan Paskah

Langsung ke: navigasi, cari

Renungan-renungan Paskah yang mengambil ayat dari Injil Yohanes

Daftar isi

Sudah Selesai

"Aku telah ... menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya." (Yoh 17:4)

Kematian Yesus Kristus adalah penggenapan dalam sejarah untuk pemikiran dan maksud Allah. Tidak ada tempat untuk memandang Yesus sebagai seorang martir. Kematian-Nya bukanlah sesuatu yang terjadi kepada-Nya--sesuatu yang mungkin dapat dicegah. Kematian-Nya adalah alasan kedatangan-Nya.

Jangan pernah membangun perkara Anda tentang pengampunan berdasarkan gagasan bahwa Allah adalah Bapa kita dan Dia akan mengampuni kita karena Dia mengasihi kita. Itu bertentangan dengan kebenaran Allah yang disingkapkan dalam Yesus Kristus. Pemahaman seperti itu membuat Salib tidak diperlukan, dan membuat penebusan menjadi “pepesan kosong”. Allah mengampuni dosa hanya karena kematian Kristus. Allah tidak dapat mengampuni umat manusia dengan cara yang lain selain melalui kematian Anak-Nya, dan Yesus dimuliakan sebagai Juruselamat karena kematian-Nya. “Dia ... kita lihat, oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat ...” (Ibr. 2:9). Kisah terhebat tentang kemenangan yang bergema di telinga alam semesta diserukan di atas Salib Kristus--“Sudah selesai!” (Yoh. 19:30). Itulah perkataan final dalam penebusan umat manusia.

Apa pun yang dapat mengurangi atau melenyapkan sama sekali kekudusan Allah , melalui pandangan yang salah tentang kasih-Nya, berarti bertentangan dengan kebenaran Allah seperti yang diungkapkan Yesus Kristus. Jangan membiarkan diri Anda percaya bahwa Yesus Kristus berdiri di pihak kita dan melawan Allah, oleh karena belas kasihan, atau Dia dikutuk bagi kita karena bersimpati kepada kita. Yesus Kristus dikutuk demi kita oleh ketetapan ilahi. Peran kita dalam menyadari arti kutukan-Nya yang luar biasa adalah kesadaran akan dosa. Kesadaran tersebut diberikan kepada kita sebagai karunia atas aib dan pertobatan; inilah rahmat Allah yang terbesar. Yesus Kristus membenci dosa di dalam diri manusia, dan Kalvari adalah ukuran kebencian-Nya. (My Utmost for His Highest)


Salib dan Mahkota

Nats : ... demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:14,15)
Bacaan : Yohanes 3:13-21

Pada bulan April 2002, bersama ribuan orang di London, saya berbaris menuju peti jenazah almarhum Ibu Suri Kerajaan Inggris. Saat itu, orang-orang diperkenankan melihat jenazahnya sebelum dikubur. Dalam keheningan yang menyelimuti Westminster Hall, saya terpana melihat mahkota sangat indah yang terletak di atas peti mati dan salib yang berdiri di dekatnya sebagai simbol dari hidup dan imannya. Kami datang untuk memberi penghormatan terakhir kepada anggota keluarga kerajaan yang kami kasihi. Namun, saat merenung pada malam harinya, jelas bagi saya bahwa salib Yesus jauh lebih berharga daripada mahkota apa pun.

Bagi semua orang yang mempercayai Kristus, salib menyimbolkan pengharapan, baik dalam kehidupan maupun kematian. Apa pun posisi kekuasaan yang kita warisi atau dapatkan, semua itu takkan kita bawa ke liang kubur. Sebaliknya, Kristus adalah Sang Pemberi Hidup, kini dan selamanya.

Sebelum kematian-Nya di kayu salib, Yesus berkata, “Dan sama seperti Musa yang meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:14,15).

Salib menyatakan pengampunan dan perdamaian dari Allah. Salib menunjuk pada kebaikan Kristus, dan bukan pada kebaikan kita. Saat kita memasuki gerbang kematian, kita harus meninggalkan “mahkota duniawi” kita. Harapan kita satu-satunya adalah berada di dekat Juruselamat kita yang rela mati supaya kita beroleh hidup kekal --David McCasland

SALIB KALVARI ADALAH SATU-SATUNYA JEMBATAN MENUJU KEHIDUPAN KEKAL

kembali ke atas

Mencari Cinta

Nats : Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16)
Bacaan : Yohanes 3:16-21

Sebuah virus komputer bernama "The Love Bug" (Virus Cinta) menjalar ke seluruh dunia melalui e-mail, menjangkiti berjuta-juta komputer dalam waktu kurang dari 24 jam. Tampaknya orang-orang yang waspada seperti perakit software ternama pun tidak mampu menahan diri terhadap godaan untuk membuka pesan yang berjudul "Aku Cinta Kamu".

Beberapa analis mengatakan bahwa keberhasilan virus komputer yang menghancurkan itu, di samping mengungkapkan keringkihan mesin di dunia cyber kita, juga mengungkapkan betapa dalamnya kerinduan hati manusia. Jauh di dalam lubuk hati manusia, setiap orang di planet bumi ini sedang mencari cinta.

Bukan suatu kebetulan jika salah satu ayat terkenal dalam Alkitab adalah Yohanes 3:16. Ayat ini berbunyi, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Mungkinkah cinta yang paling kita rindukan adalah cinta Allah? Apakah Yesus Kristus adalah Pribadi istimewa yang sangat ingin kita cari, yang dapat membuat kita bertekuk lutut? Jika benar demikian, maka penerimaan akan cinta Allah di dalam Kristus dapat mengubah hidup kita melalui berbagai cara yang luar biasa. Pengharapan, kedamaian, dan gairah hidup -- semuanya timbul dari cinta akan Yesus.

Ketika Allah berfirman, "Aku mengasihimu", itulah pesan yang selama ini kita cari-cari. Pesan itu dapat mengubah hidup kita. Bagaimana Anda menanggapi-Nya hari ini? --David McCasland

KEMATIAN KRISTUS MENJADI UKURAN CINTA ALLAH KEPADA ANDA

kembali ke atas

Tetap Membicarakan Yesus

Nats : Jawab Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yohanes 11:25)
Bacaan : 1Korintus 15:51-57

Dalam upacara pemakaman seorang jemaat, Pendeta Eloy Pacheco mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya sumber penghiburan yang abadi. Kemudian datanglah seorang wanita kepadanya dan berkata, "Semua pendeta memang sama saja. Yang selalu Anda bicarakan hanyalah Yesus, Yesus, Yesus!"

"Benar," jawabnya ramah. "Namun, penghiburan seperti apa yang bisa Ibu berikan kepada keluarga yang sedang berkabung?"

Ibu itu terdiam sebentar, kemudian menjawab, "Anda benar. Setidaknya Anda mempunyai Yesus."

Cepat atau lambat orang yang kita cintai akan meninggal, dan kita ingin dihibur. Pelukan, ungkapan belasungkawa dan air mata, serta kehadiran seorang teman, bisa sedikit meringankan penderitaan yang begitu pedih. Namun, semua ini tidak akan menjawab pertanyaan- pertanyaan kita yang paling mendesak: Apa yang terjadi setelah kematian? Di manakah orang yang kita cintai itu sekarang? Apakah kita akan dipersatukan kembali di surga? Bagaimana saya bisa mendapat kepastian mengenai kehidupan kekal?

Jawaban atas semua pertanyaan itu ada pada Yesus. Dialah yang telah mengalahkan dosa dan kematian dengan wafat di kayu salib bagi kita dan bangkit dari kubur (1 Korintus 15:1-28,57). Karena Dia hidup, semua yang beriman kepada-Nya akan hidup selamanya (Yohanes 11:25).

Ketika orang yang percaya kepada Kristus meninggal, kita yang ditinggalkan bisa menemukan penghiburan dan menaruh kepercayaan kepada-Nya. Maka marilah kita tetap membicarakan Yesus--Dennis De Haan

DALAM HIDUP DAN MATI YESUSLAH SATU-SATUNYA HARAPAN KITA

kembali ke atas

Di Pekuburan

Nats : Barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati (Yohanes 11:25)
Bacaan : Yohanes 11:25-44

Saat orang yang kita kasihi meninggal, kita pergi ke kuburan untuk mengikuti prosesi yang panjang. Kita mungkin akan duduk atau berdiri di sekitar makam dan mendengarkan dengan khidmat saat pendeta membacakan ayat Alkitab tentang kebangkitan. Lalu jenazah diturunkan ke liang kubur. Kemudian kita mungkin akan tinggal sejenak untuk menaburkan bunga dan berdiri dengan kepala tertunduk untuk mengenang dan menghormati almarhum. Orang yang kita kasihi telah meninggal, dan kita sadar bahwa kita tidak dapat membawanya kembali.

Berbeda saat Yesus datang ke pemakaman Lazarus, sahabat-Nya yang baru saja meninggal. Ketika tiba di kuburnya, Dia menggunakan wewenang dan kuasa-Nya dengan memberi perintah: "Angkat batu itu" (Yohanes 11:39). "Lazarus, marilah keluar!" (ayat 43). "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi" (ayat 44).

Kita mungkin berharap sepenuh hati dapat mengembalikan orang yang kita kasihi, tetapi meskipun kita memberikan perintah seperti yang Yesus ucapkan, tak ada yang akan terjadi. Namun, Yesus memiliki kuasa untuk itu, karena Dia adalah "kebangkitan dan hidup" (ayat 25). Kuasa-Nya nyata saat Lazarus keluar dari kubur, dan hidup kembali!

Kelak, Yesus akan datang lagi ke kubur dari orang-orang percaya. Dan ketika Dia memberikan perintah, maka semua jenazah orang mati yang percaya kepada-Nya akan "keluar dan bangkit" (Yohanes 5:28,29; 1 Tesalonika 4:16). Betapa luar biasa hari itu kelak! --Dave Egner

BAGI ORANG KRISTIANI KEMATIAN ADALAH PINTU MASUK MENUJU KEMULIAAN

kembali ke atas

Mengingat

Nats : Waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah (Roma 5:6)
Bacaan : Yohanes 19:1-8

Perdana Menteri Winston Churchill memberikan penghormatan bagi para anggota Royal Air Force yang telah membela Inggris selama Perang Dunia II. Sambil bercerita panjang lebar tentang jasa mereka yang penuh keberanian itu, Churchill berkata, “Dalam sejarah manusia, tak pernah ada begitu banyak orang berutang budi pada segelintir orang.”

Pendapat serupa tertera pada plakat peringatan di Bastogne, Belgia, tempat terjadinya Pertempuran Bulge yang terkenal, yakni salah satu konflik paling berdarah pada Perang Dunia II. Tulisan untuk menghormati Divisi Angkatan Udara Amerika Serikat ke-101 itu berbunyi: “Jarang terjadi begitu banyak darah orang Amerika tertumpah dalam satu kali serangan. Ya Tuhan, tolonglah kami untuk mengingat hal ini!”

Ini semua merupakan penghormatan yang tepat dan layak bagi para pria dan wanita pemberani yang telah berkorban begitu besar bagi negara mereka.

Ketika merenungkan pengorbanan mereka, saya pun teringat pada Pribadi yang pengurbanan-Nya sangat berarti bagi manusia dari segala bangsa. Yesus Kristus, Pribadi tanpa dosa, mati di kayu salib dan menumpahkan darah-Nya untuk menebus dosa kita. Dengan demikian, Dia menjamin kebebasan kita, yakni kebebasan dari hukuman dosa, kuasa dosa, dan bahkan dosa yang akan terjadi kelak. Tentang Yesus, kita dapat berkata, “Tak pernah ada dalam sejarah manusia begitu banyak orang berutang budi kepada satu Pribadi. Pengurbanan-Nya merupakan pengurbanan yang terbesar.”

Ya Tuhan, tolonglah kami untuk mengingat hal itu! —Richard De Haan

KENANGAN AKAN KEMATIAN YESUS MEMANGGIL KITA UNTUK HIDUP DALAM PUJIAN

kembali ke atas

Saat-saat Terakhir

Nats : Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43)
Bacaan : Yohanes 19:16-18

Kita melihat dua respons yang bertentangan terhadap Yesus, dari dua penjahat yang disalib di sisi-Nya: yang satu menghujat, yang lain percaya (Lukas 23:39-42). Kita bersukacita karena seorang penjahat itu bertobat dan Kristus berkata kepadanya, “Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (ayat 43). Sampai saat ini pun Yesus menyelamatkan mereka yang benar-benar bertobat, bahkan “di saat-saat terakhir”.

Salah seorang yang diselamatkan di saat-saat terakhir adalah Lester Ezzell, seorang terpidana mati di Florida. Ketika mantan guru Sekolah Minggunya, Curtis Oakes, menempuh jarak 1.200 kilometer lebih untuk mengunjunginya, Lester berkata, “Anda masih belum menyerah, ya?” Meski Lester masih belum mau mendengarkan Injil, Curtis memberinya Alkitab Perjanjian Baru. Ia mendorong Lester untuk membacanya.

Lalu, Lester mulai menulis surat kepada Curtis. Surat pertamanya menceritakan pertobatannya. Surat terakhirnya ditulis pada awal tahun 1957. Bunyinya demikian, “Saat Anda menerima surat ini, barangkali saya sudah mati. Saya akan membayar segala kesalahan yang saya lakukan. Namun, ketahuilah, berkat Perjanjian Baru yang Anda berikan dan kasih karunia Allah, saya telah memimpin 47 orang untuk mengenal Yesus Kristus yang sanggup menyelamatkan. Saya hanya ingin berterima kasih karena Anda tak pernah menyerah untuk membawa saya kepada-Nya.”

Saat kita bersaksi kepada orang lain tentang Yesus Kristus, sebagian orang mungkin belum bertobat sampai saat-saat terakhir hidupnya. Jadi, jangan pernah menyerah --Joanie Yoder

SAAT ANDA MENGENAL KRISTUS ANDA PASTI INGIN AGAR ORANG LAIN JUGA MENGENAL-NYA

kembali ke atas

Raja Hidup Kita

Nats : Sebab yang sangat penting telah kusampaikan, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci (1Korintus 15:3)
Bacaan : Yohanes 19:16-22

Lebih dari 2.000 tahun silam di Yerusalem, Pontius Pilatus memerintahkan agar plakat yang bertuliskan: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi", digantungkan di kayu salib. Mungkin Pilatus mencoba menebar ketakutan di antara rakyat dan menepis keinginan mereka untuk mengangkat sendiri seorang raja baru.

Raja orang Yahudi. Apakah hal tersebut adalah pemikiran orisinal pada masa itu? Mungkin hal itu mulai diembuskan ketika orang-orang Majus bertanya, "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?" (Matius 2:2). Orang-orang Majus sedang menantikan penggenapan atas janji ini: "Sebab seorang anak telah lahir ... lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yesaya 9:5). Mereka percaya bahwa Yesus adalah Anak yang dimaksudkan dalam janji itu.

Di kemudian hari, ketika Kristus disalibkan, beberapa orang melontarkan cemoohan kepada-Nya, "Jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!" (Matius 27:40). Mereka ingin melihat apakah Yesus sungguh seorang Raja. Namun, Yesus tidak turun dari kayu salib. Arti salib yang sebenarnya adalah "Kristus telah mati karena dosa-dosa kita" (1 Korintus 15:3). Dia yang membayar hukuman atas dosa-dosa kita, telah membuat pengampunan Allah menjadi mungkin terjadi.

Mereka yang menerima pengampunan Allah dan meminta Yesus Kristus menjadi Juruselamat dan Tuhan, hanya akan memberi sebuah tanggapan yang tepat—melayani Dia. Dialah Raja atas hidup kita —AL

YESUS ADALAH RAJA ATAS HIDUP KITA KITA HARUS MELAYANI DIA DENGAN SEGENAP HIDUP KITA

kembali ke atas

Selesai!

Nats : Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia, "Sudah selesai" (Yohanes 19:30)
Bacaan : Yohanes 19:25-30

Banyak harapan dan impian manusia yang kadang tidak terpenuhi. Seorang komposer yang bernama Franz Schubert wafat dengan meninggalkan karyanya Unfinished Symphony (Simponi yang Belum Selesai). Kejadian serupa juga dialami oleh penulis produktif Charles Dickens yang tidak dapat mengembangkan plot novelnya yang berjudul The Mystery of Edwin Drood.

Kita tentu juga memiliki banyak aspirasi yang belum dapat terpenuhi sampai saat ini. Akan tetapi, alangkah terberkatinya diri kita karena mengetahui bahwa karya penebusan kita secara total dan sempurna telah diselesaikan oleh Yesus di atas kayu salib.

Ucapan terakhir Yesus, "Sudah Selesai," sebenarnya hanya terdiri dari satu kata dalam bahasa aslinya (Yohanes 19:30). Akan tetapi, kata tersebut mengandung makna yang luas. Yang diucapkan oleh Yesus menjelang wafat-Nya dapat berarti "Lengkap!" atau "Berakhir!". Seruan dari atas salib itu menyatakan bahwa tidak hanya penderitaannya yang berakhir, tetapi juga karya penebusan-Nya yang kekal telah selesai. Semua yang telah dilakukan selama Dia menjalani hidup sebagai manusia, telah usai. Selesai!

Kita tidak dapat berbuat apa-apa untuk menambahkan sesuatu pada kurban-Nya. Kematian Kristus yang menyerahkan diri-Nya sudah sangat cukup. Kita cukup mengulurkan tangan kosong dengan penuh iman, maka Allah dalam kemuliaan-Nya akan memberikan hidup kekal kepada kita.

Sudahkah Anda mengulurkan tangan dengan penuh iman untuk menerima karunia-Nya? -VCG

PENGURBANAN KRISTUS ADALAH HAL YANG DIKEHENDAKI ALLAH DAN HAL YANG DIBUTUHKAN OLEH DOSA-DOSA KITA

kembali ke atas

Hidup dengan Pengharapan

Nats : Berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama (Yohanes 20:3,4)
Bacaan : Yohanes 20:1-10

Tatkala hari gelap yang mewarnai penyaliban Yesus berakhir, tampaknya segala yang terindah dalam kehidupan ini telah berakhir pula. Selama beberapa tahun yang singkat, Kristus telah membuat takjub banyak orang dan para pengikut-Nya melalui hikmat pengajaran serta mukjizat-Nya yang luar biasa. Namun Yesus memilih untuk tidak menyelamatkan diri-Nya dari kayu salib, dan kini kehidupan-Nya telah berakhir. Tampaknya tak ada lagi yang dapat diharapkan dari diri-Nya.

Namun, pengharapan tersebut kembali muncul pada pagi-pagi benar di hari pertama kebangkitan-Nya. Sebuah lukisan karya Eugene Burnand menggambarkan Petrus dan Yohanes sedang berlari-lari menuju kubur Yesus. Tak lama setelah fajar menyingsing, Maria Magdalena memberi tahu mereka bahwa ia dan teman-temannya telah mendapati kubur Yesus tersebut telah kosong. Dalam lukisan Burnand, wajah Petrus dan Yohanes tampak sangat sedih sekaligus lega, berduka sekaligus terkejut. Dengan putus asa dan keheranan mereka berlari menuju kubur Yesus. Tatapan mata mereka yang tampak penuh kesungguhan telah menarik perhatian orang-orang lain untuk mengarahkan pandangan ke kuburan tersebut. Apa yang mereka jumpai? Kubur Yesus yang telah kosong—Sang Juruselamat telah bangkit!

Kristus tetap hidup. Namun banyak dari kita yang menjalani hidup ini dari hari ke hari seolah-olah Dia masih berada di dalam kubur. Alangkah lebih baik bila kita mengarahkan pandangan melintasi kubur yang kosong kepada Pribadi yang dapat memenuhi hidup kita dengan kuasa kebangkitan-Nya! —Dave Egner

KURBAN JUMAT AGUNG ITU MENJADI PEMENANG DI HARI PASKAH

kembali ke atas

Hidup atau Mati

Nats : Setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus (Luk. 24:3)
Bacaan : Yohanes 20:1-8

Setiap hari terlihat antrean panjang pengunjung dari seluruh penjuru dunia yang menunggu dengan sabar untuk mengunjungi makam Lenin dan melihat jenazahnya yang dibalsem. Walaupun ia telah meninggal tahun 1924, jenazah pemimpin komunis itu tetap tidak mengalami pembusukan. Ia seolah-olah tampak masih hidup. Dan, penampilannya memang memerdaya kita. Beberapa seniman andal memantau jenazah yang diawetkan ini, mewarnai wajahnya, dan memoles setiap garis atau lubang terkecil yang terjadi akibat pembusukan di tubuhnya dengan menggunakan lilin.

Orang-orang juga secara teratur mengunjungi Yerusalem untuk melihat tempat Yesus wafat dan dikuburkan. Namun, ada perbedaan yang mencolok -- tidak ada jenazah Kristus yang tersalib di sana. Ya, di sana memang ada kubur batu pahatan yang menurut tradisi, jenazah Kristus yang dipaku, ditusuk tombak, dan dimahkotai duri itu terbaring. Namun, karena kuasa Allah Bapa membangkitkan-Nya, Sang Juru Selamat menanggalkan kain kafan-Nya ketika Dia keluar dari kubur-Nya, seperti kupu-kupu keluar dari kepompongnya.

Yesus hidup, dan Anda dapat merasakan hadirat-Nya saat ini. Karena kematian-Nya yang menebus dosa kita dan kubur-Nya yang kosong, Anda dapat memperoleh hidup kekal (1 Kor. 15:20-22). Anda hanya perlu mengakui bahwa Anda berdosa dan menginginkan keselamatan-Nya. Dia akan memberi Anda hidup baru saat ini, dan kelak Anda akan bertemu dan tinggal bersama Dia selamanya (1 Ptr. 1:3-5) --VCG

KUBUR KOSONG KRISTUS MENJAMIN KESELAMATAN KITA SECARA UTUH

kembali ke atas

Pintu yang Terkunci

Nats : Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada para penguasa Yahudi (Yohanes 20:19)
Bacaan : Yohanes 20:19-23

Takut. Patah semangat. Masa depan suram. Itulah gambaran perasaan kesebelas murid Yesus pada hari Paskah. Tak seorang pun bergembira. Tak satu pun percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Itu tak masuk akal, seperti dongeng-indah didengar, namun tak nyata. Tak heran, malam itu mereka merasa harus berjuang sendiri. Bersembunyi di balik pintu yang terkunci, karena takut pada semua orang. Maklum, penduduk sudah mengenali mereka sebagai antek-antek Yesus. Setelah Yesus dihukum mati, pasti selanjutnya giliran mereka dihabisi.

Namun, semua berubah saat Yesus tiba-tiba menampakkan diri. Dengan mata kepala sendiri, mereka melihat Tuhan! Apa akibatnya? Spontan ketakutan lenyap, diganti dengan sukacita dan damai! Semangat yang patah kembali pulih, karena kebangkitan Yesus membuktikan bahwa semua ajaran-Nya benar. Bahwa semua janji-Nya tergenapi. Bahwa mereka mengikuti Allah yang benar dan berada di jalan yang benar. Jika Yesus hidup, bukankah itu berarti Dia akan menemani mereka sampai kapan pun dan di mana pun? Mereka tidak perlu lagi berjalan sendiri!

Memang kita belum penah melihat Yesus muka dengan muka, seperti para murid. Namun, bukankah kehadiran-Nya nyata? Bukankah kita telah berkali-kali mengalami pertolongan-Nya? Persoalan hidup sering membuat kita mengunci diri dan gagal menyadari kehadiran Tuhan. Di hari Paskah ini, mari kita bangkit! Jangan biarkan ketakutan menguasai kita. Patahkan gembok keputusasaan. Ayo melangkah keluar dari balik pintu yang terkunci. Lihat, kita tidak sendirian. Yesus hidup. Dia hadir dan siap mendampingi kita menuju masa depan! -JTI

KETIKA SANG TERANG DATANG SEKETIKA KEGELAPAN AKAN HILANG

kembali ke atas

Kebenaran yang Mengubah

Nats : Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia dibangkitkan dari antara orang mati (Yohanes 21:14)
Bacaan : Yohanes 21:14-17

Kebenaran tetaplah kebenaran walaupun kebenaran tersebut tidak langsung berdampak pada kehidupan kita. Akan tetapi, kebenaran Allah tidak saja membuka pintu surga bagi kita, tetapi juga akan mengubah kehidupan kita.

Ron Sider, penginjil tersohor yang membela kaum papa, bercerita tentang perbincangannya dengan Wolfhart Pannenberg, seorang teolog Jerman. Ketika mereka berdiskusi tentang kebangkitan Yesus Kristus dari kematian, teolog tersebut berkata, "Bukti kebangkitan Yesus sangatlah kuat, sehingga tidak ada seorang pun yang akan mempertanyakannya, kecuali tentang dua hal ini: Pertama, kebangkitan ini adalah kejadian yang luar biasa atau yang kedua, jika kita memercayai apa yang telah terjadi, maka kita harus sungguh-sungguh mengubah cara hidup kita."

Kalimat di atas benar-benar penuh tantangan. Jika kita percaya bahwa Yesus bangkit, maka keyakinan ini memerintahkan kita untuk mengubah hidup. Kehidupan Petrus berubah drastis ketika ia menyaksikan kebangkitan Tuhan. Dari seorang murid yang keras hati, yang menyangkal bahwa ia mengenal Tuhan saat Yesus ditangkap, ia berubah menjadi saksi yang berani untuk Tuhan (Yohanes 18: 17,25,27; Kisah Para Rasul 2:14-36).

Apakah kebangkitan Tuhan telah mengubah hidup Anda? Apakah tujuan dan prioritas Anda menjadi berbeda dari yang semula? Apakah Anda menjadi lebih baik, lebih sabar, dan lebih bersedia memaafkan? Mintalah petunjuk dari Allah apa yang Dia ingin untuk Anda lakukan, kemudian bekerja samalah dengan-Nya untuk membuat perubahan itu --VCG

KEKUATAN YANG ALLAH PAKAI UNTUK MEMBANGKITKAN YESUS DARI MAUT ADALAH KEKUATAN YANG JUGA BERKARYA DALAM DIRI ANDA

kembali ke atas

Dia Memutuskan

Nats : Jawab Yesus kepadanya, "Akulah kebangkitan dan hidup" (Yohanes 11:25)
Bacaan : Yohanes 11:17-27

Ketika Walter Bouman, seorang guru besar seminari yang sudah pensiun, mengetahui bahwa kanker di tubuhnya sudah menyebar dan ia mungkin hanya punya waktu sembilan bulan untuk hidup, ia memikirkan banyak hal secara mendalam. Salah satu yang ia pikirkan adalah sindiran komedian Johnny Carson: "Memang benar bahwa beberapa hari setelah kamu meninggal dunia, rambut dan kukumu akan tetap tumbuh, tetapi telepon tidak akan berdering lagi." Ia menganggap bahwa humor itu merupakan tonikum yang bagus, tetapi ada sesuatu yang lebih dalam yang mengusik pikirannya.

Dalam kolom koran yang ditulis Bouman, ia menulis tentang sumber yang paling memberi semangat kepadanya: "Berita baik bagi orang kristiani adalah bahwa Yesus dari Nazaret telah bangkit dari kematian, dan maut tidak lagi berkuasa atas-Nya. Saya telah mempertaruhkan hidup saya, dan sekarang saya dipanggil untuk mempertaruhkan kematian saya, yaitu bahwa Yesus yang akan mengambil keputusan."

Dalam Yohanes 11, kita membaca tentang hal yang dikatakan Yesus kepada Marta, seorang sahabat dekat-Nya yang sedang berduka atas kematian saudara laki-lakinya. Dia berkata, "Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (ayat 25,26).

Untuk setiap "hari ini" yang diberikan kepada kita, dan untuk "hari esok" yang pasti akan datang, kita tidak perlu merasa takut. Yesus Kristus akan menyertai semua orang yang menaruh keper-cayaan kepada-Nya, dan Dia yang akan memutuskan hidup mati kita -DCM

KARENA YESUS SUDAH BANGKIT DARI KEMATIAN DIALAH YANG BERHAK MEMUTUSKAN ANTARA KEHIDUPAN DAN KEMATIAN

kembali ke atas

Pengharapan yang Hidup

Nats : Allah ... telah membuat kita lahir kembali melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati (1 Ptr. 1:3)
Bacaan : Yohanes 6:39-54

Pagi hari setelah ibu saya meninggal, saya membaca Alkitab dan mengungkapkan kesedihan kepada Tuhan. Bacaan Alkitab Setahun yang saya baca saat itu diambil dari Yohanes 6.

Ketika sampai pada ayat 39, Tuhan membisikkan penghiburan pada hati saya yang sedih, "Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman." Roh Ibu sudah bersama dengan Tuhan, tetapi saya tahu kelak ia akan dibangkitkan dan diberi tubuh yang baru.

Saat saya melanjutkan membaca, saya perhatikan bahwa dalam Yohanes 6, Yesus berfirman sebanyak tiga kali lagi bahwa Dia akan membangkitkan umat-Nya dari kematian pada akhir zaman. Dia mengulang-ulang kebenaran ini kepada orang-orang yang mendengarkan-Nya pada zaman dulu dan kepada hati saya hari itu.

Pengharapan kita mengenai kebangkitan akan terwujud saat Yesus datang kembali. "Dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah" (1 Kor. 15:52). Setelah kebangkitan, orang-orang yang percaya kepada Yesus akan mendapatkan tubuh baru dan upah bagi mereka yang melayani dengan setia (1 Kor. 3:12-15; 2 Kor. 5:9-11).

Kebangkitan adalah pengharapan yang hidup bagi orang kristiani. Apakah Anda memiliki pengharapan tersebut? --AMC

KRISTUS YANG BANGKIT AKAN TURUN DARI SURGA UNTUK MEMBAWA MILIK-NYA KE SURGA

kembali ke atas

Selamat Hari Natal!

Nats : Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati (Yohanes 11:25)
Bacaan : Yohanes 3:13-18

Saat berjalan memasuki gereja pada pagi Paskah tahun yang lalu, saya berpapasan dengan seorang teman saya dan menyapanya, "Selamat Natal!" Namun, setelah menyadari kesalahan saya, saya segera mengoreksi diri sendiri. "Maksud saya, Selamat Paskah!"

"Kita tidak dapat merayakan yang satu tanpa merayakan yang lainnya," jawabnya dengan tersenyum.

Benar sekali! Tanpa Natal, tidak akan ada Paskah. Dan tanpa kebangkitan, hari ini hanyalah hari biasa. Bahkan, bisa jadi kita tidak akan berada di gereja.

Natal dan Paskah merupakan perayaan yang paling menggembirakan bagi umat kristiani. Pada hari Natal, kita merayakan penjelmaan Allah (Allah mengambil rupa manusia dan datang ke dunia). "Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal ..." (Yohanes 3:16).

Pada hari Paskah, kita merayakan kebangkitan Yesus. "Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit," kata malaikat (Lukas 24:6). Sejak awal zaman, kedua hari ini berhubungan erat dalam rencana besar Bapa. Yesus lahir untuk mati bagi dosa-dosa kita dan untuk mengalahkan maut agar kita dapat hidup.

Manakah yang lebih penting? Natal -- kelahiran bayi Yesus? Atau Paskah -- kematian dan kebangkitan Anak Allah? Keduanya sangat penting -- dan dua-duanya merupakan bukti nyata kasih Bapa bagi kita.

Selamat Natal! Dan Selamat Paskah! --CHK

NATAL DAN PASKAH MERUPAKAN DUA BAB DARI BUKU YANG SAMA

kembali ke atas