PASKAH
.co
christian
online
Paskah

Renungan Lukas

Pusat bahan Paskah

Langsung ke: navigasi, cari

Renungan-renungan Paskah yang mengambil ayat dari Injil Lukas

Daftar isi

KEMATIAN YANG TRAGIS

Nas: Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada kesalahan semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? (Lukas 13:4)


Bacaan : Lukas 13:1-9

Sebuah pesawat terbang jatuh di laut dan menenggelamkan semua penumpangnya. Sebuah mobil berpenumpang terjun dari atas tempat parkir bertingkat di mal. Seorang pejalan kaki tewas tertimpa papan reklame. Yang lain mati tersambar petir. Ketika melihat orang meninggal dengan cara tragis, terkadang muncul pertanyaan: "Apa dosa mereka, hingga mesti mati dengan cara demikian?" Orang kerap menuduh hal itu terjadi karena ada "dosa besar" yang telah dilakukan sang korban.

Pandangan semacam itu sudah muncul sejak zaman Yesus. Suatu hari, delapan belas pekerja bangunan mati tertimpa menara Siloam yang baru mereka bangun. Menara ini adalah proyek pemerintah Romawi, sang penjajah. Maka, orang pun berkata, "Itulah hukuman bagi mereka yang mau bekerja sama dengan penjajah!" Mereka mengira, jika Allah membiarkan seseorang mati secara tragis, pasti ada yang tidak beres dalam hidupnya. Ada "dosa serius". Namun, Yesus membantah pandangan ini. "Dosa mereka tidak lebih besar dari dosamu," kata-Nya. Kita tak boleh menilai layak tidaknya seseorang di mata Tuhan dari cara matinya, tetapi dari cara hidupnya. Sudahkah ada buah pertobatan? Orang yang matinya "terhormat" pun bisa kualat jika seumur hidup tidak bertobat.

Sudahkah kita memiliki buah pertobatan? Apakah tingkah laku kita saat ini sudah lebih baik dibanding dengan tahun-tahun lalu? Apakah kita sudah menjadi lebih sabar dan mampu menyangkal diri? Hidup beriman yang tidak menghasilkan perubahan adalah kehidupan yang tragis. Ini jauh lebih parah dan berbahaya daripada sebuah kematian yang tragis. Maka, hasilkanlah buah pertobatan -- JTI

YANG PENTING BUKAN CARA KITA MATI

MELAINKAN CARA KITA HIDUP

kembali ke atas

Hari Pahlawan

Nats : Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur dan memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku" (Lukas 22:19)
Bacaan : 1 Korintus 11:23-24

Suatu kali saya sedang berada di bandara Heathrow London, untuk melanjutkan penerbangan berikutnya ke Amerika Serikat. Di situ saya melihat sebuah pemberitahuan di papan pengumuman bahwa hari itu adalah "Hari Pahlawan" di negara Inggris. Pada hari yang khusus itu semua orang menghormati orang-orang yang telah gugur dalam perang. Oleh sebab itu diumumkan bahwa pada pukul 11.00, setiap orang diminta untuk mengheningkan cipta sejenak selama dua menit dan sangat dihargai jika setiap orang menggunakan waktu itu untuk mengenang para pahlawan. Ketika saatnya tiba, ribuan orang dari berbagai negara berdiri mengheningkan cipta untuk menghormati para tentara, pelaut, marinir, dan pasukan udara yang gugur.

Semangat untuk mengenang orang-orang yang telah memberikan hidup mereka bagi negara adalah suatu hal yang mulia. Namun, walaupun demikian hal itu tidak sebanding dengan hak istimewa yang kita miliki saat kita diundang untuk mengikuti Perjamuan Tuhan. Ketika kita merayakan Perjamuan Kudus, kita memenuhi perintah Kristus untuk selalu mengingat kematian-Nya (Lukas 22:19) dan melakukannya "sampai Ia datang" (1 Korintus 11:26). Ketika Dia mengurbankan hidup-Nya bagi kita, Dia menganugerahkan pengampunan dosa sehingga kita bebas dan mendapat jaminan hidup kekal di surga.

Alangkah baiknya jika kita mengikuti upacara Perjamuan Tuhan tidak sebagai rutinitas belaka. Dan jadikanlah setiap kesempatan dalam Perjamuan Tuhan untuk menghormati Dia sampai hari kedatangan-Nya --WEC

DENGAN MENGINGAT KEMATIAN KRISTUS BAGI KITA KITA DIDORONG UNTUK HIDUP BAGI DIA

kembali ke atas

Penderitaan Sang Juru Selamat

Nats : Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? (Mazmur 22:2)
Bacaan : Lukas 22:39-46

Waktu itu adalah hari Kamis malam di minggu Paskah. Yesus bersama para murid-Nya sedang berada di salah satu tempat menyepi favorit-Nya, yakni Taman Getsemani. Dengan perasaan yang sangat sedih, ia memberi nasihat kepada para murid untuk berdoa memohon kekuatan agar tetap setia kepada-Nya. Dia kemudian selama beberapa saat menjauhkan diri dari mereka dan berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku; tetapi jangan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang jadi" (Lukas 22:42).

"Cawan" yang diminta Yesus untuk dibebaskan dari Dia bukanlah kematian. Dia memang datang ke dunia untuk mati bagi kita. Saya pikir cawan tersebut melambangkan keterpisahan yang menakutkan dengan Sang Bapa. Dan keterpisahan itu akan membuat-Nya berseru dari atas kayu salib, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46).

Di taman itu, Dia pasti telah mengantisipasi saat Bapa-Nya akan memalingkan wajah dari-Nya. Kedatangan malaikat memang meyakinkan-Nya bahwa Dia tidak seorang diri. Namun, kenyataan bahwa Bapa-Nya tak lama lagi akan menarik diri dari-Nya sangat menyelimuti pikiran-Nya. Dia akan menanggung dosa kita dan merasakan kesendirian yang luar biasa di kayu salib. Kesadaran ini membuat Yesus berdoa sedemikian khusyuk sehingga "peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah" (Lukas 22:44).

Bahkan yang lebih menakjubkan bagi kita adalah kenyataan bahwa Yesus menanggung penderitaan yang hebat ini untuk Anda dan saya! --HVL

KEMATIAN KRISTUS MERUPAKAN UKURAN KASIH ALLAH KEPADA ANDA

kembali ke atas

Memperhatikan Kubur Yesus

Topik : -

Nats : Mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan (Lukas 23:55)
Bacaan : Lukas 23:50-24:12

Saya dan anak perempuan saya yang terkecil sedang berjalan melewati sebuah toko beberapa minggu sebelum Paskah. "Lihat semua barang-barang ini," katanya. "Hanya permen dan mainan. Saya berani bertaruh tak ada satu nisan pun dijual di toko ini."

Saya pikir sungguh menarik saat ia menyebutkan nisan dan bukan salib atau bunga bakung yang dianggap sebagai lambang Paskah. Ia mungkin telah menemukan sesuatu yang sering terlewat oleh saya dalam ketergesaan untuk merayakan kebangkitan Tuhan. Yesus ditempatkan di sebuah kubur, dan dalam pikiran orang-orang yang sangat dekat dengan-Nya, di sanalah Dia tinggal.

Perhatikanlah, dalam Lukas 23 dan 24 berapa kali mayat Yesus dan kubur disebutkan. Pada pagi hari Paskah yang pertama, beberapa perempuan datang ke kubur untuk mengurapi mayat dengan rempah-rempah bagi penguburan yang layak. Dalam dukacita yang amat dalam atas kematian yang mengerikan, mereka terguncang oleh berita yang terdengar sangat menakjubkan sehingga sulit untuk dipercayai: "Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit." (Lukas 24:6).

Dukacita dan hancurnya impian kita yang seakan menjadi akhir dari segalanya, diubahkan untuk selamanya oleh kenyataan kubur Yesus yang kosong. Kubur itu menyerukan kemenangan Yesus atas dosa dan kematian, dan pengharapan yang hidup yang kita miliki di dalam Dia.

Peristiwa Paskah yang agung hanyalah sebagian dari kisah ini. Kita akan memperoleh makna yang seutuhnya bila kita sudah lebih dahulu memperhatikan kubur Yesus [DCM]

KUBUR KRISTUS YANG KOSONG MENJAMIN KEMENANGAN KITA ATAS KEMATIAN

kembali ke atas

"Saya Bersama-Nya"

Nats : Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus (Lukas 23:43)
Bacaan : Lukas 23:32-43

Di bagian depan kaus suami saya terdapat gambar kartun seekor domba yang berjalan di atas dua kaki dan berhadapan dengan seekor serigala yang menghalangi jalan masuk sang domba ke sebuah gerbang.

Seorang pria yang tidak terlihat asing berdiri di samping domba itu. Pria itu berjenggot, memiliki mata yang memancarkan belas kasihan, dan penampilannya berwibawa. Domba itu berbicara kepada sang serigala sambil menunjuk kepada sang pria dan berkata, "Saya bersama-Nya." Sikap percaya domba itu kepada Sang Gembala memberinya rasa percaya diri yang besar.

Pada hari Yesus wafat, tiga salib ditegakkan. Yesus tergantung di antara dua penjahat. Salah satu penjahat itu mengolok-olok Yesus, tetapi yang lainnya berkata, "Ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Dan Yesus menjawab, "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Lukas 23:42,43).

Bayangkan pikiran pria itu saat ia mengembuskan napas terakhirnya. Ia telah membayar hukuman yang mengerikan atas kejahatannya. Namun sekarang, karena ia menyerahkan imannya kepada Yesus, ia disambut ke di surga sebagai anak Allah. Mungkin ia berkata dengan percaya diri, "Saya tahu saya tidak layak berada di sini, tetapi saya bersama-Nya!" sambil menunjuk kepada Yesus. Dan, Yesus pun tentu akan menegaskan: "Ia bersama Aku."

Seperti penjahat di atas salib itu, kita semua menghadapi sebuah pilihan. Sudahkah Anda membuat keputusan untuk percaya kepada Yesus? Dapatkah Anda berkata dengan yakin, "Saya bersama-Nya"? --CHK

KEYAKINAN DALAM MENGHADAPI KEMATIAN DIPEROLEH DARI KEPERCAYAAN KEPADA KRISTUS

kembali ke atas

Pemisah yang Agung

Nats : Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ (Lukas 23:33)
Bacaan : Lukas 23:33-43

Saat Yesus mati di kayu salib, Dia membayar dosa umat manusia. Namun, hanya orang yang percaya kepada-Nya yang dapat menerima anugerah kasih-Nya. Pengurbanan Kristus itu cukup bagi semua orang, tetapi hanya bermanfaat bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

Ketika Yesus tergantung di kayu salib, ada dua penjahat yang disalibkan di samping-Nya. Salah satunya kini di tempat orang terhilang -- kebinasaannya di neraka telah ditetapkan selamanya. Penjahat lainnya kini bersama Kristus -- tempatnya di surga, terjamin selamanya. Sikap mereka yang saling bertolak belakang terhadap Pribadi yang tergantung di salib tengah, menyebabkan perbedaan itu.

Salah satu penjahat mencerca Tuhan dengan sikap tidak percaya. Adapun penjahat lainnya berseru di dalam iman, "Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja" (Lukas 23:42). Yesus menjawabnya, "Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (ayat 43).

Kita semua diwakili oleh salah satu dari kedua penjahat itu. Kita dapat percaya kepada Kristus atau menolak Dia. Kekekalan kita di masa mendatang tergantung pada keputusan kita. Yesus berkata tentang diri-Nya, "Siapa saja yang percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman" (Yohanes 3:18).

Di Jumat Agung ini, bersyukurlah kepada Yesus yang membayar dosa. Jika Anda belum percaya kepada-Nya, percayalah hari ini juga! Dengan mati disalib, Yesus menjadi Pemisah Agung --RWD

PADA SALIB KALVARI KITA BERDIRI DI PERSIMPANGAN JALAN MENUJU SURGA ATAU NERAKA

kembali ke atas

Tiga Salib

Nats : Mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya (Lukas 23:33)
Bacaan : Lukas 23:32-38

Dalam banyak lukisan yang menggambarkan tentang penyaliban Yesus, salib yang terletak di tengah tempat Yesus disalibkan digambarkan lebih tinggi daripada kedua salib yang lain. Kita memang dapat menghargai keinginan sang seniman yang hendak menempatkan Kristus di tempat utama, tetapi kita tidak mempunyai bukti yang dapat dipercaya bahwa Yesus diberi tempat yang lebih tinggi atau lebih dihormati daripada kedua penjahat tersebut. Mereka yang menyalibkan Yesus menganggap-Nya sebagai penjahat biasa, sehingga mungkin ketiganya disalibkan pada ketinggian yang sama.

Ketika merenungkan hal ini, saya menyadari bahwa Yesus bukanlah sosok yang di luar jangkauan kita. Dia bukanlah sosok yang berada jauh di atas para pendosa malang yang tergantung pada kedua salib lainnya. Saya juga berpikir bahwa mungkin ketiga salib itu letaknya sangat berdekatan. Kedua penjahat tersebut dapat bercakap-cakap satu sama lain tanpa merasa terganggu oleh teriakan-teriakan dan keramaian yang ada di sekitar mereka. Bahkan, seandainya tangan penjahat yang sekarat itu tidak dipaku pada salib, mereka mungkin dapat saling menjangkau dan menyentuh tangan Yesus. Menurut saya hal ini sangatlah penting. Ini menunjukkan bahwa Yesus dapat dijangkau oleh semua orang yang mencari dan menjamah-Nya dengan tangan iman!

Ya, semua orang, siapa pun juga, dapat datang kepada-Nya dan menerima pengampunan serta hidup baru. Apakah Anda sudah menggapai Dia yang mati untuk Anda dengan tangan iman? —M.R. De Haan, M.D.

TIDAK ADA HAL YANG LEBIH JELAS MENUNJUKKAN KASIH ALLAH SELAIN SALIB KRISTUS

kembali ke atas

Saat-saat Terakhir

Nats : Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43)
Bacaan : Yohanes 19:16-18

Kita melihat dua respons yang bertentangan terhadap Yesus, dari dua penjahat yang disalib di sisi-Nya: yang satu menghujat, yang lain percaya (Lukas 23:39-42). Kita bersukacita karena seorang penjahat itu bertobat dan Kristus berkata kepadanya, “Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (ayat 43). Sampai saat ini pun Yesus menyelamatkan mereka yang benar-benar bertobat, bahkan “di saat-saat terakhir”.

Salah seorang yang diselamatkan di saat-saat terakhir adalah Lester Ezzell, seorang terpidana mati di Florida. Ketika mantan guru Sekolah Minggunya, Curtis Oakes, menempuh jarak 1.200 kilometer lebih untuk mengunjunginya, Lester berkata, “Anda masih belum menyerah, ya?” Meski Lester masih belum mau mendengarkan Injil, Curtis memberinya Alkitab Perjanjian Baru. Ia mendorong Lester untuk membacanya.

Lalu, Lester mulai menulis surat kepada Curtis. Surat pertamanya menceritakan pertobatannya. Surat terakhirnya ditulis pada awal tahun 1957. Bunyinya demikian, “Saat Anda menerima surat ini, barangkali saya sudah mati. Saya akan membayar segala kesalahan yang saya lakukan. Namun, ketahuilah, berkat Perjanjian Baru yang Anda berikan dan kasih karunia Allah, saya telah memimpin 47 orang untuk mengenal Yesus Kristus yang sanggup menyelamatkan. Saya hanya ingin berterima kasih karena Anda tak pernah menyerah untuk membawa saya kepada-Nya.”

Saat kita bersaksi kepada orang lain tentang Yesus Kristus, sebagian orang mungkin belum bertobat sampai saat-saat terakhir hidupnya. Jadi, jangan pernah menyerah --Joanie Yoder

SAAT ANDA MENGENAL KRISTUS ANDA PASTI INGIN AGAR ORANG LAIN JUGA MENGENAL-NYA

kembali ke atas

Kenyataan Kebangkitan

Nats : Aku adalah ... Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya (Wahyu 1:17,18)
Bacaan : Lukas 24:1-12

Para murid dan pengikut mula-mula Tuhan kita menegaskan dengan penuh semangat dan dengan sepenuh hati bahwa Yesus dari Nazaret adalah Juruselamat yang hidup, bukan guru atau filsuf yang mati karena membela ajaran-Nya. Mereka memegang kebenaran ini sedemikian kuat sehingga rela menderita siksaan dan rela mati daripada meninggalkan keyakinan itu.

Kabar yang mengejutkan ini semakin menguatkan pelayanan mereka sehingga kesaksian mereka “mengacaukan seluruh dunia” (Kisah Para Rasul 17:6). Hal itu masih berlaku sampai sekarang: Roh Kudus menghargai kesaksian mereka yang menyatakan bahwa Yesus telah bangkit. Kesaksian mereka yang utama bukanlah tentang hukum moral, ritual keagamaan, atau pengakuan iman secara teologis (suatu hal yang baik jikalau mereka memiliki semua itu), melainkan tentang Allah yang menjelma menjadi manusia, satu-satunya yang dapat menyelamatkan. Pada zaman ini, ketika kemurnian iman telah mati dan banyak terjadi kemurtadan rohani, kita seharusnya melihat hanya kepada Dia yang “hidup untuk selamanya” (Wahyu 1:18).

Seorang profesor yang sombong dan tidak saleh berkata kepada seorang anak kecil yang percaya kepada Tuhan Yesus, “Gadis kecilku, kamu tidak tahu kepada siapa kamu percaya. Ada banyak kristus di dunia ini. Kristus mana yang kamu percayai?” “Saya tahu siapa yang saya percayai,” sahut anak itu. “Saya percaya kepada Kristus yang bangkit dari antara orang mati!”

Yesus hidup (Lukas 24:1-12). Hidup kekal Anda bergantung pada kenyataan ini --Henry Bosch

KEBANGKITAN KRISTUS MENEGUHKAN JAMINAN KALVARI

kembali ke atas

Dia Ada di Sini

Nats : Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, “Damai sejahtera bagi kamu!” (Lukas 24:36)
Bacaan : Lukas 24:36-45

Kejutan! Kejutan! Kesebelas rasul berkumpul bersama pada hari kebangkitan Yesus. Mereka sedang membicarakan peristiwa-peristiwa aneh yang terjadi hari-hari itu, dan baru saja mendengar sebuah laporan dari dua orang yang mengatakan telah melihat Yesus. Lalu, tiba-tiba saja Dia hadir di situ! Sang Juruselamat berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” (Lukas 24:36).

Saya bertanya-tanya apakah kita sadar bahwa ketika berkumpul bersama teman-teman di gereja, di rumah, di persekutuan doa, dan di berbagai pertemuan, sesungguhnya Yesus juga ada di sana. Dia berkata, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20). Apakah kita sungguh-sungguh percaya Dia bersama kita, mendengarkan setiap ucapan kita, dan melihat semua yang kita lakukan?

Beberapa pelajar membicarakan tentang pengarang-pengarang besar di masa lalu. Lalu seseorang bertanya, “Bagaimana jika Milton tiba-tiba masuk ruangan ini?” “Ah!” jawab yang lain. “Kita akan menghormatinya dan memberi perhatian lebih karena ia hanya menerima sedikit pengakuan semasa hidup.” Orang ketiga berkomentar, “Bagaimana jika Shakespeare yang datang? Tidakkah kita semua akan berdiri dan memproklamirkannya sebagai Raja Penyair?” Kemudian seseorang memberanikan diri berkata, “Dan, jika Yesus Kristus yang datang?” Mereka terdiam cukup lama, sampai akhirnya seseorang berkata, “Tapi teman-teman, Dia kan ada di sini!”

Ya, ingatlah bahwa Yesus ada di sini! Dia melihat, Dia mendengar, dan Dia tahu segalanya! --M.R. DeHaan, M.D.

KEISTIMEWAAN KITA YANG TERBESAR ADALAH MENIKMATI KEHADIRAN KRISTUS

kembali ke atas